Harus Tahu Menulis, Cara Milenial di Manggarai Timur NTT Promosikan Wisata

Harus Tahu Menulis, Cara Milenial di Manggarai Timur NTT Promosikan Wisata

Promosi wisata dapat dilakukan lewat berbagai hal. Setiap masyarakat juga punya kontribusi untuk membuat obyek wisata di daerahnya semakin dikenal luas.

Kelompok milenial dari Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), misalnya, biasa berwisata di sekitar dan memuat hasil jelajah mereka di media sosial masing-masing.

Sebagian dari mereka juga menulis untuk dipublikasikan di media online.

Menulis, Cara Milenial di Manggarai Timur NTT Promosikan Wisata


Cara ini sangat bermanfaat, terutama untuk mengenalkan obyek-obyek wisata terpencil di Manggarai Timur secara lebih luas.

Damianus Hambur, Guru dan Pendamping di pegiat komunitas Lentera7 SMAN 7 Borong, Kecamatan Borong mengungkapkan, sekolahnya sudah ditetapkan menjadi salah satu sekolah penggerak di Kabupaten Manggarai Timur.

Berkaitan dengan program sekolah penggerak, SMAN 7 Borong membimbing anak-anak sekolah untuk berkreasi dan berinovasi tentang berbagai hal yang ditemukan di lingkungan sekolah juga di tengah masyarakat.

Apalagi, di sekitar lingkungan sekolahnya terdapat cukup banyak potensi wisata yang dapat dipromosikan lewat menulis.

"Kami membangun sebuah pondok literasi di lingkungan sekolah. Nama pondoknya itu Lentera7. Di pondok itu anak-anak didampingi, dibimbing, dituntun untuk menarasikan tentang alam semesta, tentang budaya, tentang kuliner dan kearifan lokal lainnya," jelasnya kepada Kompas.com, Selasa (05/04/2022).

Hiu Tikus Diyakini Bisa Jadi Ikon Wisata Bahari di Alor NTT

Wisata Danau Rana Kulan di Manggarai Timur NTT, Pas untuk Petualang

Popind Davianus, dari komunitas milenial Tabeite Manggarai Timur menjelaskan bahwa ia senang menulis obyek wisata di sekitarnya, kemudian mempublikasikannya melalui media sosial.

Kepada Kompas.com, Davianus menuturkan bahwa dirinya biasa mengangkat nilai budaya di kawasan Congkar, Kecamatan Congkar, misalnya mempromosikan kain tenun Puncatiti khas Congkar.

Menurutnya, kelompok milenial harus berani menuliskan hal-hal unik di daerah masing-masing.

"Postingan di media sosial saya menjadi bagian dari upaya untuk memperkenalkan objek itu kepada orang di luar," tuturnya.

Lihat Foto

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR

Lembaga Pendidikan SMAN7 Borong, Kecamatan Borong, Manggarai Timur, NTT mendirikan pondok literasi Lentera7 untuk membiasakan diri anak-anak membaca buku dan menulis tentang alam semesta di sekitar lingkungan sekolah, Selasa, (5/4/2022). (KOMPAS.com/DOK KOMUNITAS LENTERA7-DAMIANUS HAMBUR)

Davianus berpendapat, selain akses transportasi yang masih terbatas, Manggarai Timur juga masih lemah dalam narasi obyek wisatanya.

Padahal, kata dia, hal terpenting dari wisata tak melulu soal keindahannya, tetapi juga narasi soal tempat tersebut.

"Agar dikenal orang dan agar orang punya rujukan tentang wisata yang ditujunya," ucap dia.

10 Tempat Wisata di Labuan Bajo, Bisa ke Mana Saja?

Menilik Kesiapan Creative Hub Puncak Waringin Labuan Bajo Menyambut G20

Kendati demikian, Davianus menilai, menulis di media sosial sebetulnya hanya memuat sedikit cerita tentang obyek wisata.

Menulis di media sosial menurutnya bersifat informatif, tetapi tidak mendalam.

 

Membangun kepedulian terhadap alam

Lihat Foto

DOK KOMUNITAS TABEITE-POPIND DAVIANUS)

Kaum milenial Manggarai Timur, NTT sangat suka mempublikasikan hasil potret alam di media sosial untuk mempromosikan obyek wisata di daerah masing-masing, Selasa, (5/4/2022). Pemandangan alam di Kecamatan Congkar yang diabadikan kaum milenial.

Joanes Pieter PA, Ketua Komunitas Cangkir16 Kabupaten Manggarai Timur, Joanes Pieter P.A.Calas Menjelaskan, akhir-akhir ini wisata ke alam semakin digemari.

Rasanya kita begitu akrab dengan cerita-cerita wisata ke tempat dengan pemandangan alam indah.

Itinerary 3 Hari 2 Malam di Lombok, Wisata Budaya hingga Alam bak Surga

10 Kafe di Puncak Bogor, Bisa Ngopi Sambil Nikmati Panorama Alam

Namun, menurut Joanes, salah satu hal yang jarang terpikirkan oleh generasi milenial atau kelompok muda saat ini adalah bagaimana memunculkan kesadaran ekologis ketika manusia melihat alam sebagai objek.

"Berwisata ke alam saat ini mestinya diperlakukan lebih dari biasanya."

"Jika kita merasa keindahan alam itu mampu memberikan kesejukan hati, apa salahnya juga kita merawatnya biar tetap harmonis dengan manusia, karena moral ekologis generasi milenial dapat saja terbentuk dari peristiwa hari itu," ucapnya.

Menurutnya, perlu ada langkah mengampanyekan kesadaran ekologis, baik melalui gerakan pikiran atau aksi nyata.

Kopi Colol dan Tradisi Menyambut Tamu di NTT

Teluk Maumere NTT Akan Dikembangkan Jadi Tempat Wisata Kelas Dunia

Dengan begitu, pariwisata berkalnjutan pun akan terjalin.

"Aksi nyata mendukung pariwisata yang berkelanjutan harus memakai variabel ekologis, membentuk kesadaran manusia melihat alam tidak sebagai obyek, tetapi sama-sama sebagai subyek. Sehingga terjalin hubungan yang serasi, hak manusia tetap terpenuhi, hak alam untuk tetap tetap terjaga," kata Joanes.Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Aktifkan Notifikasimu

Aktifkan


(KOM)(MLS)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel