Sedang Viral, Sejarah Vivo, Vendor Smartphone yang Sempat Dikira Merek Powerbank

Sedang Viral, Sejarah Vivo, Vendor Smartphone yang Sempat Dikira Merek Powerbank

Vivo merupakan salah satu vendor smartphone yang eksis di Indonesia. Setiap tahunnya, perusahaan aktif meluncurkan smartphone baru yang dilengkapi dengan teknologi kekinian.

Vendor asal China ini juga kerap melakukan eksplorasinya akan teknologi baru khususnya untuk smartphone.

Hingga saat ini, Vivo juga masih aktif dalam mengembangkan hingga meluncurkan berbagai produk baru.

Namun, bagaimana sebenarnya Vivo memulai debutnya? Siapa sosok di balik Vivo?

Sejarah Vivo, Vendor Smartphone yang Sempat Dikira Merek Powerbank


Sejarah Vivo

Vivo merupakan vendor smartphone asal China di bawah naungan BBK Electronics, sesuai Oppo, Realme dan OnePlus. Kantor pusatnya berada di Dongguan, China.

Menurut Business Standard, vendor smartphone ini didirikan oleh dua pengusaha China yaitu Duan Yongping dan Shen Wei pada tahun 2009.

Yongping juga merupakan pendiri BKK Electronics dan masih aktif di perusahaannya tersebut. Sementara Wei menjalankan bisnis Vivo serta menjabat sebagai Presiden dan CEO Vivo.

Dikutip dari iMedia, awalnya Shen Wei memimpin bisnis telekomunikasi dan bisnis (BBK Communication Technology) milik BBK Electronics dan mulai masuk industri ponsel pada tahun 2004.

Sayangnya, ponsel yang dijual perusahaan kurang dilirik konsumen saat itu. Sebab, citra BBK Electronics masih identik dengan produk home appliances.

Lihat Foto

iMedia

CEO Vivo Shen Wei

Oleh karena itu, pada 7 Juni 2010 BBK Communication Technology meluncurkan merek baru bernama Vivo yang fokus pada produk ponsel.

Pada tahun 2011 perusahaan mulai menjual smartphone-nya ke berbagai negara di Asia, sesuai India, Malaysia, Indonesia, Thailand, Myanmar, Vietnam dan Filipina.

Setahun kemudian Vivo mengembangkan smartphone pertama di dunia yang dengan amplifier audio Hi-Fi built-in yaitu Vivo X1.

Tak hanya itu, Vivo juga memamerkan teknologinya dengan memperkenalkan X5Max pada tahun 2014 yang diklaim sebagai smartphone tertipis di dunia.

Serupa dengan X1, X5Max juga dilengkapi dengan dukungan HiFi 2.0 yang sudah ditingkatkan dari sebelumnya.

Pada tahun 2014 pula Vivo memperluas pasarnya ke lebih banyak negara utamanya di Asia Selatan. Kemudian pada tahun 2020 Vivo mulai memasuki pasar Eropa dan menjual produknya di beberapa negara sesuai Inggris, Prancis, Italia hingga Spanyol.

Dirangkum KompasTekno dari situs resmi Vivo Indonesia, perusahaan kini memiliki lebih dari 400 juta pengguna yang mencakup lebih dari 50 negara dan wilayah.

Pusat produksi perangkat Vivo juga tersebar di beberapa negara termasuk di China, India, Bangladesh dan Indonesia. Perusahaan mengeklaim fasilitas itu mampu memproduksi smartphone hingga hampir 200 juta per tahunnya.

Selain manufaktur tempat produksi smartphone, Vivo juga memiliki empat pusat penelitian dan pengembangan (R&D) di China, meliputi Dongguan, Shenzhen, Nanjing dan Chingqing. Dilansir Success Story, keempat fasilitas R&D itu menjadi rumah bagi 20.000 operator dan 3.000 insinyur Vivo.

Vivo di Indonesia

Vivo memulai debutnya di Indonesia pada tahun 2014 dengan meluncurkan smartphone seri Vivo Xplay 3S, Xshot hingga X3S. Ketiganya merupakan smartphone kategori premium sehingga dijual di kisaran Rp 6-7 juta.

Namun debutnya di Indonesia tak begitu mulus. Pada tahun pertama, Vivo mengaku belum memperoleh respons baik dari masyarakat terkait produk yang diluncurkannya.

Bahkan, tak sedikit konsumen yang masih menganggap bahwa Vivo merek power bank, bukan smartphone.

"Banyak teman-teman yang datang ke kantor dan berbincang mengenai Vivo dan lain-lain, mereka bertanya, ini berapa mAh produknya? Saya bingung, ini kan smartphone," kata Digital & PR Director Vivo Indonesia saat itu, Fachryansyah Farandy di acara Year End Gathering yang digelar Vivo di bilangan Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (27/12/2019).

Kala itu Fachry melanjutkan, selama satu setengah tahun pertama itulah pihaknya berusaha menjelaskan bahwa Vivo adalah smartphone, bukan power bank karena cukup mirip dengan merek berinisial V lainnya.

Selain itu, harga smartphone yang dibanderol Vivo di Indonesia juga kurang cocok dengan kondisi konsumen.

Untuk itu, pada tahun 2016 Vivo mulai mengubah strateginya dengan fokus pada segmen kelas menengah dan meluncurkan smartphone V-series pertama di Indonesia yakni Vivo V5.

Lihat Foto

GSM Arena

Vivo V5

Strategi itu tampaknya berhasil menggaet hati konsumen di Indonesia. Sebab, riset IDC kuartal III-2019 menunjukkan Vivo sebagai merek teratas kedua di Tanah Air.

Vivo juga terus meraih pangsa pasar tinggi hingga saat ini dan kerap menempati 5 besar vendor smartphone di Indonesia.

Lini seri produk Vivo di Indonesia saat ini juga semakin beragam. Terbaru, Vivo meluncurkan Vivo T-series sebagai lini seri anyar dalam katalog smartphone Vivo di Indonesia. Dengan begitu, lini seri Vivo di Indonesia kini meliputi X-series, V-series, Y-series dan T-series.Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Aktifkan Notifikasimu

Aktifkan


(KOM)(MLS)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel