Hmmm, Mendesain Olahraga untuk Prestasi dan Pembangunan Ekonomi

Hmmm, Mendesain Olahraga untuk Prestasi dan Pembangunan Ekonomi

DALAM periode hampir dua tahun terakhir, acara olahraga yang tak terhitung jumlahnya - lokal, nasional, atau internasional - telah ditunda atau paling buruk, dibatalkan sama sekali.

Di tingkat internasional misalnya, Olimpiade Tokyo 2020 dan UEFA EURO 2020 ditunda hingga 2021demikian juga kejuaraan dunia sepakbola U-20 yang akan diselenggarakan di Indonesia ditunda hingga 2023.

Di Indonesia, sejumlah event olahraga juga ditunda. Kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia, Liga 1 dan Liga 2, pada 2020 ditunda paling tidak dua kali. Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) yang sedianya dilaksanakan pada Oktober 2020 diundur ke Oktober 2021.

Mendesain Olahraga untuk Prestasi dan Pembangunan Ekonomi


4+

KOMPAS.com: Berita Terpercaya

Baca Berita Terbaru Tanpa Terganggu Banyak Iklan

Dapatkan Aplikasi

Pencapaian olahraga selama tahun 2021

Menariknya, meski dalam suasana Covid-19, selama tahun 2021 Indonesia mampu mencatat sejumlah pencapaian yang membanggakan. Dalam Olimpiade Tokyo 2020, Indonesia meraih lima medali, yaitu satu medali emas, satu medali perak, dan tiga medali perunggu, serta berhasil menduduki peringkat ke-55.

Di ajang Paralimpiade Tokyo, Indonesia berhasil membukukan sembilan medali, yaitu dua medali emas, tiga medali perak, dan empat medali perunggu serta berhasil menduduki peringkat ke-43.

Selain sukses menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX / PON Papua 2021 pada 2-15 Oktober 2021, Indonesia juga sukses menyabet kembali Piala Thomas 2021 setelah absen 19 tahu. Kementerian Olahraga juga dinilai berhasil menyelenggarakan perhelatan Superbike di Mandalika, dan yang paling anyar keberhasilan Indonesia masuk dalam final Piala AFF 2020, setelah menumbangkan Singapura, 4-2.

Desain besar olahraga nasional

Sebagaimana diketahui, bertepatan dengan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-38, Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).

Dasar pertimbangan diterbitkannya DBON adalah diperlukannya arah kebijakan pembinaan dan pengembangan keolahragaan nasional jangka panjang secara terintegrasi dan kolaboratif.DBON merupakan dokumen rencana induk yang berisikan arah kebijakan pembinaan dan pengembangan keolahragaan nasional yang dilakukan secara efektif, efisien, unggul, terukur, sistematis, akuntabel, dan berkelanjutan dalam lingkup olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, olahraga prestasi, dan industri olahraga.

Adapun tujuan DBON adalah untuk meningkatkan budaya olahraga di masyarakat; meningkatkan kapasitas, sinergitas, dan produktivitas olahraga prestasi nasional; serta memajukan perekonomian nasional berbasis olahraga.

Bertolak dari Perpres tersebut, Kementerian Pemuda dan Olaharga telah menetapkan 10 provinsi menjadi sentra pembinaan. Masing-masing Papua (Jayapura), DKI Jakarta (Jakarta), Sulawesi Selatan (Makassar), Jawa Barat (Bandung), Jawa Timur (Surabaya), Jawa Tengah (Semarang), NTB (Mataram), Sumatera Selatan (Palembang), Sumatera Utara (Medan) dan Kalimantan Timur (Samarinda).

Demi pencapaian prestasi di tingkat internasional Menpora, Amali, berikhtiar bahwa mulai 2022 rekrutmen atlet sudah harus dilakukan derdasarkan DBON.

Langkah Menpora sepatutnya didukung karena juara (pretasi olahraga terbaik) itu harus didesain dan diratgetkan. Tidak ada prestasi hebat, apalagi sekelas Olimpiade, yang terjadi tanpa perencanaan khusus dan tanpa persiapan yang dilakukan secara berdisiplin.

Mendukungan pembangunan ekonomi

Memang, secara sempit, olahraga diartikan sebagai aktivitas manusia yang melibatkan pengerahan tenaga dan keterampilan fisik sebagai fokus utama aktivitas, dengan unsur kompetisi atau partisipasi sosial di mana terdapat aturan dan pola perilaku yang mengatur aktivitas secara formal.

Namun, secara luas, olahraga dipandang sebagai industri di mana orang, aktivitas, bisnis, dan organisasi terlibat dalam memproduksi, memfasilitasi, mempromosikan, atau mengatur aktivitas, pengalaman, atau usaha bisnis yang berfokus pada olahraga.

Dalam konteks pemahahaman sesuai itu maka pengembangan sektor olahraga atau pun DBON mau tak mau dikaitkan dengan pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

Secara statistik, Indonesia memang berpeluang meraih kesuksesan dalam pengembangan olahraga, baik untuk prestasi juga mendorong kemajuan ekonomi. Sebab, Indonesia keberlimpahan sumber daya manusia (SDM) yang menjadi modal dasar kemajuan sektor olahraga.

Data Susenas 2020, menyebutkan jumlah anak usia 5-19 tahun adalah 66.605.828 atau 25 persen dari jumlah penduduk. SDM usia muda itu dapat dididik dan dilatih sehingga dapat mencetak prestasi olahraga yang optimal. Tentu saja itu harus diawali dari pemetaan potensi dan desain program pendidikan yang terarah, baik untuk jenis olahraga rekreasi, olahraga pendidikan dan olahraga prestasi.

Tentu saja olahraga prestasi dipengaruhi ekosistem olahraga secara umum baik olahraga pendidikan dan olahraga rekreasi. Namun, hal itu sangat ditentukan oleh penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan (sport science), terutama dalam mengidentifikasi bibit unggul (Talent Identification System /TIS) yang terintegrasi dengan program pembinaan atlet secara jangka panjang (Long Term Athletes Development/LTAD).

Hal ini disebabkan pembinaan yang efektif bagi atlet berprestasi tidak dapat dilakukan secara jangka pendek. Penelitian ilmiah menyatakan bahwa hal ini akan memakan waktu latihan antara 8 hingga 10 tahun.

Dari sisi finansial, olahraga berpeluang membekali multiplier effect yang besar. Sebagai misal, gelaran World Superbike 2021 dan MotoGP di Sirkuit Mandalika belum lama ini dapat hingga Rp 500 miliar per satu event.

Event tersebut mampu menyerap tenaga kerja kurang lebih 7.950 orang, peningkatan produk UMKM dengan penambahan tenaga kerja sebanyak paling tidak 3.000 orang.

Potensi besar e-sport

Salah satu isu yang kurang menerima penekanan dalam DBON adalah pengembangan e-sport. Padahal sejalan dengan kemajuan teknologi digital, pertumbuhan e-sport di Indonesia sangat pesat.

Dalam diksusi “Indonesia Esports Industry Outlook 2021”pada awal Agustus 2021, Co-Founder & Chief Marketing Officer EVOS Esports, Michael Wijaya mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara pendorong utama pertumbuhan industri e-sport di Asia Tenggara. Dari total 274,5 juta gamers di Asia Tenggara pada 2021, 43 persennya berasal dari Indonesia.

Menurut data EVOS E-sport, Indonesia juga menyumbang pendapatan terbesar senilai 2,08 miliar dolar AS atau sekitar Rp 30 triliun.

Tingginya jumlah gamers dan jumlah pendapatan ini menjadi indikasi bahwa industri e-sport memiliki potensi yang cukup besar di Indonesia. Itu berarti, pada satu sisi, melalui DBON, Kementerian Pemuda dan Olahraga dapat mendesain dan menargetkan atlet e-sport untuk mencetak prestasi internasional.

Pada sisi lain, Kementerian Pemuda dan Olahraga dapat juga merancang program agar melalui e-sport tercipta efek bola salju peningkatan pendapatan di kalangan para atlet (gamers) dan keluarganya. Dengan demikian, e-sport menjadi alat yang dapat berkontribusi untuk pengentasan kemiskinan dan kesenjangan sosial.

Ujian pertama pada 2022

Salah satu tantangan dan peluang bagi otoritas dan atlet olahraga Indonesia yang paling dekat adalah event olahraga bersakala nasional dan internasional yang akan diselenggarakan pada 2022.

Menurut agenda Dewan Olimpiade Asia (OCA) pada 2022, Indonesia menerima peluang untuk mengikuti empat perhelatan olahraga internasional. Keempat agenda olahraga internasional itu adalah: Pertama, Islamic Solidarity Games di Konya Turki (9-18 Agustus 2022).Kedua, Asian Games Hangzhou (10-25 September 2022). Ketiga, Asian Youth Games Shantou (20-28 Desember 2022). Keempat, SEA Games Hanoi pada Mei 2022.

Sementara dari bidang e-sport, para altet (gamers) Indonesia juga berpeluang untuk ikut berkompetisi dalam sedikitinya 25 event e-sport bergengsi berskala internasional, di antaranya 2022 FIFA World Cup; 2022 Asia Pacific Predator League; dan 2022 Asian Games yang akan berlangung di Hangzhou, China tanggal 10 - 25 September 2022.

Tentu saja, rangkaian acara olahraga tingkat nasional dan internasional selama tahun 2022 menjadi ‘ujian pertama’ untuk membuktikan seberapa efektif desain olahraga untuk mencetak prestasi dan berkontribusi bagi kebangkitan ekonomi Indonesia.Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Aktifkan Notifikasimu

Aktifkan


(KOM)(MLS)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel