Hmmm, Foxconn Investasi Rp 114 Triliun di Indonesia Bangun Ekosistem Mobil Listrik
Foxconn, perusahaan manufaktur asal Taiwan yang selama ini dikenal merakit berbagai produk Apple, berkomitmen membangun ekosistem kendaraan listrik alias electronic vehicle (EV) di Indonesia.
Hal ini direalisasikan dalam sebuah kerja sama antara Hon Hai Precision Industry Co. Ltd (Foxconn) serta vendor skuter listrik Taiwan Gogoro Inc, dengan dua perusahaan asal Indonesia, yaitu PT Industri Baterai Indonesia (IBC) dan PT Indika Energy Tbk.
Kerja sama tersebut dibuktikan dengan penandatanganan komitmen di nota kesepahaman (Memorandum of Undestanding/MoU) baru-baru ini, dengan nilai total investasi hingga 8 miliar dollar Amerika Serikat atau setara dengan Rp 114 triliun.
Produksi baterai hingga mobil listrik
Foxconn Investasi Rp 114 Triliun di Indonesia Bangun Ekosistem Mobil Listrik
4+
KOMPAS.com: Berita Terpercaya
Baca Berita Terbaru Tanpa Terganggu Banyak Iklan
Dapatkan Aplikasi
Lebih rinci, kerja sama keempatnya dalam membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia meliputi pembuatan baterai kendaraan listrik, termasuk pembuatan sel baterai, modul baterai, dan baterai.
Kemudian kerja sama juga meliputi pengembangan industri kendaraan listrik roda empat, kendaraan listrik roda dua, dan bus listrik (E-Bus).
Selain itu, lingkup kerja sama Foxconn, Gogoro, IBC, dan Indika Energy juga mencakup pengembangan industri penunjang EV yang meliputi energy storage system (ESS), battery exchange/swap station, baterai daur ulang, serta riset dan pengembangan (R&D) di bidang baterai elektrik dan EV.
Keseluruhan proyek kerja sama ini diperkirakan akan menghasilkan kapitalisasi pasar dengan nilai total lebih dari 100 miliar dollar AS (kira-kira Rp 1.432 triliun) di Indonesia pada tahun 2030.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, penandatangan MoU ini kelanjutan pertemuan di Taiwan pada Oktober 2021. Ketika itu, Foxconn dan Gogoro berminat untuk mengembangkan industri baterai dan kendaraan listrik di Tanah Air.
Setelah komitmen kerja sama ini, Bahlil mengungkapkan bahwa pihaknya akan mengawal kerja sama tersebut, termasuk memastikan kelancaran realisasi investasi dari dua perusahaan asal Taiwan itu.
"Pemerintah Indonesia akan menangani seluruh perizinan, termasuk insentif investasi. Foxconn dan Gogoro hanya perlu membekali teknologi, modal, dan sebagian pasarnya," kata Bahlil, sebagaimana dikutip KompasTekno dari Antaranews, Senin (24/1/2022).
Berbasis Build-Operate-Localize
Kolaborasi membangun ekosistem electronic vehicle (EV) di Indonesia ini sedianya dilakukan melalui skema Build-Operate-Localize (BOL) dengan tiga tahapan.
Adapun tiga tahapan BOL tersebut adalah membangun, mengoperasikan, dan melokalisasikannya. Tujuannya untuk meningkatkan industri baterai listrik dalam negeri.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang juga menyaksikan penandatangan MoU ini memuji skema BOL tersebut.
Menurut Erick, kerja sama dengan skema BOL ini berpotensi akan datangkan sejumlah manfaat bagi Indonesia, khususnya kepada UMKM dan perusahaan lokal.
"Skema ini tak hanya membekali investasi dan multiplier effects kepada UMKM dan perusahaan lokal, akan tetapi juga akan meningkatkan kemampuan tenaga kerja Indonesia dengan adanya riset dan pengembangan (R&D) serta transfer pengetahuan dan teknologi EV," kata Menteri BUMN.
Kembangkan industri kendaraan listrik nasional
Lihat Foto
Pixabay/geralt
Ilustrasi stasiun pengisian kendaraan listrik
Chairman Foxconn Liu Young-Way sendiri berharap, dengan berbagi teknologi dan pengalaman, Foxconn dapat membantu menciptakan lebih banyak peluang bagi perusahaan lokal di pasar energi dan EV.
Sementara Wakil Direktur Utama dan CEO Grup Indika Energy, Azis Armand, yang ikut menandatangani MoU ini mengungkapkan bahwa kolaborasi ini menjanjikan untuk pengembangan industri kendaraan listrik nasional.
"Kolaborasi ini sangat menjanjikan karena mengombinasikan pengalaman dan keahlian kami di bidang energi dengan IBC yang fokus dalam pengembangan baterai, juga Foxconn dan Gogoro sebagai perusahaan global," tutur Azis.
Diketahui, Gogoro telah mengembangkan kendaraan listrik roda empat dan dua dengan didukung platform digital dan berbasis teknologi battery swap atau tukar baterai.
Sebelum MoU ini diteken, pada Desember 2021 lalu, Gogoro bekerja sama dengan Gojek, telah melakukan uji coba komersial penggunaan sepeda motor listrik dengan dukungan Battery Swapping Station (BSS) atau Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).
Uji coba tersebut melibatkan 500 unit motor listrik yang digunakan oleh mitra driver Gojek di Jakarta Selatan. Selanjutnya, skala uji coba akan meningkat dengan target awal pemanfaatan hingga 5.000 unit motor listrik.Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Aktifkan Notifikasimu
Aktifkan