Waduh! BPOM Berencana Labeli BPA untuk Kemasan Makanan hingga Galon Air Minum Isi Ulang
Badan Pengawas Obat dan Makanan terus berupaya mengantisipasi risiko keamanan kemasan BPA atau Bisphenol A, dengan menetapkan ambang batas migrasi BPA maksimal 0,6 bpj (600 mikrogram/kilogram) untuk kemasan polikarbonat yang berinteraksi langsung dengan makanan dan minuman, termasuk botol air minum isi ulang. Kepala BPOM, Penny K. Lukito mengungkapkan, pengawasan rutin yang dilakukan sejauh ini, BPOM menemukan produk galon yang beredar di pasaran masih dalam level aman.
BPOM Berencana Labeli BPA untuk Kemasan Makanan hingga Galon Air Minum Isi Ulang
4+
KOMPAS.com: Berita Terpercaya
Baca Berita Terbaru Tanpa Terganggu Banyak Iklan
Dapatkan Aplikasi
Namun, merujuk pada riset terkini dampak nyata BPA pada kesehatan masyarakat, BPOM menggelindingkan rancangan kebijakan pelabelan BPA untuk mengantisipasi dampak kesehatan masyarakat dalam jangka panjang. “Rancangan pelabelan itu masih dalam tahap harmonisasi aturan di pemerintahan sebelum nantinya resmi diberlakukan penuh. Dampak dan akibat dari keberadaan kandungan BPA di dalam kemasan air minum boleh jadi belum terasa saat ini. Namun dalam jangka panjang, dampaknya bakal terlihat di tengah masyarakat,” kata Penny melalui siaran pers Kamis (30/12/2021).
Komnas PA dukung pelabelan BPA
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait turut mendukung Langkah BPOM tersebut. Menurut Arist, pelabelan dilakukan untuk menjamin keamanan pangan yang dikonsumsi oleh bayi, balita, serta janin pada ibu hamil.“Pelabelan itu perlu agar konsumen mengetahui informasi adanya zat BPA yang dapat mengancam kesehatan jika dikonsumsi oleh bayi, balita, dan janin pada ibu hamil,” kata Arist.Hal senada diungkapkan juga oleh Direktur Klinik Dian Perdana Medika Jawa Tengah Dian Kristiani. Menurutnya, paparan BPA pada bayi dalam level tertentu dapat memengaruhi berat badan lahir, perkembangan hormonal, perilaku dan resiko kanker. "Penggunaan plastik BPA juga dapat dikaitkan dengan masalah kesehatan sindrom ovarium polikistik atau persalinan prematur,” katanya. Selain itu, paparan BPA juga berisiko pada orang dewasa, dimana dalam jumlah tertentu BPA dapat memicu penurunan kadar hormon testosteron, yang pada gilirannya mengakibatkan orang susah memperoleh keturunan.Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Aktifkan Notifikasimu
Aktifkan