Waduh! Menhub: Perjalanan Udara di Indonesia Diprediksi Pulih Tahun 2023

Waduh! Menhub: Perjalanan Udara di Indonesia Diprediksi Pulih Tahun 2023

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan industri penerbangan di Indonesia kembali pulih pada 2023 akan datang. Target ini setahun lebih cepat dibandingkan prediksi dari International Air Transport Association (IATA).

Hal itu dihinggakan Menhub Budi Karya kepada sejumlah media dari Indonesia, di sela acara Changi Aviation Summit yang digelar di Sands Expo & Convention Centre, Singapura, Selasa (17/5/2022).

Menurut Budi Karya, salah satu persoalan yang masih harus diselesaikan saat ini adalah jumlah armada pesawat. Namun, masalah itu diharapkan selesai saat maskapai penerbangan menyelesaikan restrukturisasi pada 2022 ini.

"Jika itu (restrukturisasi) sudah diselesaikan maka akan lebih mudah bagi maskapai untuk akan datangkan pesawat dari pihak lessor," kata Budi Karya.

Menhub: Perjalanan Udara di Indonesia Diprediksi Pulih Tahun 2023


Seperti diketahui, efek pandemi membuat sejumlah maskapai besar di Indonesia, sesuai Garuda Indonesia dan Lion Group, mengembalikan pesawat-pesawat mereka ke pihak lessor, karena tidak mampu untuk membiayai sewa pesawat lagi.

Dengan demikian, jumlah pesawat yang beroperasi lebih sedikit, sehingga belum banyak rute-rute penerbangan yang dibuka.

Di sisi lain, pasca-Lebaran 2022 lalu, jumlah penumpang terus meningkat, hal itu ditandai oleh jumlah pergerakan pesawat yang diklaim Kemenhub makin naik. Bandara Soekarno-Hatta yang biasanya 1.200 pergerakan pesawat per hari, sekarang ini sudah hingga 1.070 pergerakan pesawat per hari.

"Dari H-3 Lebaran hingga sekarang terus tidak turun dari 1.070 pergerakan pesawat," kata Budi Karya.

Selain restrukturisasi dari pihak maskapai, kebutuhan pesawat juga dikatakan Budi Karya akan tercukupi karena saat ini minat lessor untuk memberikan pesawat mereka ke Indonesia sudah ada.

"Tanda-tanda mereka mau suplai pesawat itu kuat sekali," ujarnya.

Dari sisi jumlah penumpang, Budi Karya memprediksi jumlah penumpang udara tahun ini akan hingga 78 juta orang. Angka tersebut memang masih di bawah tahun 2019, akan tetapi sudah di atas awal tahun pandemi, yakni 2020 dan 2021.

Sebagai perbandingan, sebelum pandemi Covid-19, yakni pada 2019 lalu, total jumlah penumpang pesawat di Indonesia adalah 117 juta. Jumlah itu turun tajam pada 2020 hingga menjadi 43 juta, dan terus menurun hingga pada 2021 tinggal 35 juta penumpang.

"Harapannya tahun 2023, sudah sama jumlahnya (penumpang) dengan 2019, dari semua segi itu sudah positif semua," jelas Budi.

IATA sendiri mempediksi perjalanan udara di dunia akan pulih pada 2024 nanti, dengan estimasi jumlah penumpang pesawat hingga 4 miliar di tahun tersebut. Jumah itu melampaui jumlah penumpang pesawat sebelum pandemi, sekitar 103 persen dari jumlah penumpang pesawat pada 2019.

"Kondisinya makin meningkat, akan tetapi peningkatan itu tidak akan cepat kecuali negara-negara lain mengikuti inisiatif Singapura dalam menghapus persyaratan tes dan karantina bagi pelaku perjalanan yang sudah divaksin," kata Direktur Jenderal IATA, Willie Walsh dalam sambutannya di Changi Aviation Summit.

Walsh juga meminta agar pemerintah selalu memberikan dukungan kepada maskapai penerbangan dan pengelola bandara, agar jaringan penerbangan lekas pulih.Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Aktifkan Notifikasimu

Aktifkan


(KOM)(MLS)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel