Update, Yogyakarta Disebut Sulit Turunkan Tingkat Kemiskinan, Ini Sebabnya
Tingkat kemiskinan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DI Yogyakarta) disebut sulit untuk diturunkan.
Plt Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta Miyono menjelaskan, di Indonesia tingkat kemiskinan di Indonesia bukan ditentukan oleh penghasilan, melainkan pengeluaran masyarakat.
Sementara itu, DI Yogyakarta disebut memiliki tingkat pengeluaran yang relatif rendah, disebabkan oleh berbagai hal.
Yogyakarta Disebut Sulit Turunkan Tingkat Kemiskinan, Ini Sebabnya
4+
KOMPAS.com: Berita Terpercaya
Baca Berita Terbaru Tanpa Terganggu Banyak Iklan
Dapatkan Aplikasi
"Orang Yogyakarta kalau pengeluaran misalnya yang di Sleman, Bantul, Gunung Kidul, mau sambel, bawang, semua ada. Jadi pengeluarannya kecil," ujar Miyono di Yogyakarta, Kamis (16/12/2021).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY menunjukan, jumlah penduduk miskin di provinsi tersebut sebanyak 503.140 penduduk atau 12,8 persen dari total penduduk.
Tercatat penduduk miskin di wilayah perkotaan DIY meningkat sebanyak 5.500 orang menjadi 358.660 orang, dengan penduduk miskin di wilayah perdesaan berkurang sebanyak 2.100 orang menjadi 147.800 orang untuk periode sama.
Dari hasil penghitungan Susenas Maret 2021, BPS mencatat garis kemiskinan di Yogyakarta sebesar Rp 482.855 per kapita per bulan.
Sementara garis kemiskinan makanan tercatat sebesar Rp 350.007 per kapita per bulan dan garis kemiskinan bukan makanan.
"Selama faktor untuk menghitung tidak berevolusi, sulit untuk menurunkan kemiskinan di Yogyakarta," ucao Miyono.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Aktifkan Notifikasimu
Aktifkan