Parah! Pemerintah Klaim Kehadiran Industri Smelter Bijih Nikel Mampu Kurangi Angka Kemiskinan
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengklaim kehadiran 3 perusahaan di industri smelter bijih nikel mampu mengurangi angka kemiskinan. Ketiga perusahaan tersebut yakni PT Gunbuster Nickel Industry (GNI), PT Obsidian Stainless Steel, dan PT Virtue Dragon Nickel Industry.
Hal itu ia hinggakan saat mendampingi Presiden Joko Widodo dalam rangka peresmian pabrik smelter bijih nikel PT GNI di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, pada Senin (27/12/2021).
"Hal ini membuktikan adanya kemitraan yang saling menguntungkan antara industri dengan masyarakat guna membekali kemajuan bersama, termasuk tumbuhnya wirausaha di lingkungan pabrik serta dapat meningkatkan infrastruktur sosial yang dibutuhkan masyarakat," kata dia melalui siaran persnya, Rabu (29/12/2021).
Pemerintah Klaim Kehadiran Industri Smelter Bijih Nikel Mampu Kurangi Angka Kemiskinan
4+
KOMPAS.com: Berita Terpercaya
Baca Berita Terbaru Tanpa Terganggu Banyak Iklan
Dapatkan Aplikasi
Agus menyebut, total investasi dari ketiga industri smelter tersebut hingga 8 miliar dollar AS. Adapun target penyerapan tenaga kerja sebanyak 27.000 orang.
Menperin mengungkapkan perusahaan yang beroperasi sudah mampu menyumbang penerimaan negara berupa pajak sebesar Rp 1,03 triliun sejak tahun 2019 hingga 2021.
"PT GNI, PT Obsidian Stainless Steel, PT Virtue Dragon Nickel Industry, merupakan satu grup yang telah dan akan menjadi bagian dari rencana besar pemerintah Indonesia untuk mendorong hilirisasi industri dalam peningkatan nilai tambah bahan baku mineral di dalam negeri," kata dia.
Secara keseluruhan, nilai realisasi investasi pabrik smelter nikel yang ada di Indonesia hingga saat ini sudah menembus 15,7 miliar dollar AS. Selanjutnya, ekspor produk feronikel setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini dinilai memberikan dampak positif terhadap penambahan devisa.
"Pada tahun 2020, ekspor feronikel hingga 4,7 miliar dollar AS, dan pada periode Januari hingga Oktober 2021 tercatat sebesar 5,6 miliar dollar AS," ucap Menperin.
Merujuk data World Top Export, Indonesia menempati peringkat ke-1 di dunia sebagai negara pengekspor produk berbasis nikel (stainless steel slab, stainless billet dan stainless steel coil), dengan total ekspor senilai 1,63 miliar dollar AS pada tahun 2020.
Lebih lanjut Agus mengungkapkan keberhasilan dari kebijakan hilirisasi industri berkontribusi pada peningkatan serapan jumlah tenaga kerja. Selain itu, berkembangnya industri smelter di dalam negeri dinilai memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional dan wilayah setempat yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Sebagai ilustrasi, kalau biasanya Kabupaten Konawe ini pertumbuhan ekonominya sekitar 5 persen hingga 6 persen sebelum ada investasi datang, selama dua tahun terakhir ini pertumbuhannya sudah di angka belasan persen," ucapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Aktifkan Notifikasimu
Aktifkan