Sedang Viral, Mitratel Patok Harga IPO Rp 800 Per Saham, Bagaimana Prospeknya?
Anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yakni PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) telah menyelesaikan proses penawaran awal atau bookbuilding dalam rangka Penawaran Umum Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO) pekan lalu.
Perusahaan menara tersebut menetapkan harga penawaran IPO di level Rp 800 per saham. Dengan melepas sebanyak 25,54 miliar saham, perusahaan berpeluang menghimpun dana segar senilai Rp 20,43 triliun.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengungkapkan, sebagai pemain lama di industri menara, Mitratel memiliki peluang tumbuh di masa depan. Dengan penetapan harga IPO, Maximilianus menilai masih ada ruang untuk kenaikan harga pasca IPO.
“Kami melihat dengan harganya Rp 800 per saham masih ada ruang bagi Mitratel (harga sahamnya) untuk mengalami kenaikan, karena fair price-nya itu Rp 1.050 per saham,” kata Maximilianus kepada Kompas.com, Selasa (9/11/2021).
Mitratel Patok Harga IPO Rp 800 Per Saham, Bagaimana Prospeknya?
Namun demikian, Maximilianus melihat Mitratel masih dibayangi oleh tantangan di masa depan. Sebagai perusahaan yang masuk dalam tiga pemain besar menara, sejajar dengan Sarana Menara Nusantara (TOWR) dan Tower Bersama Infrastructure (TBIG), Mitratel secara dimensi dinilai masih kecil.
“Baru kali ini, melakukan IPO dan langsung masuk big three (tiga besar) pemain menara. Secara jumlah, Mitratel merupakan yang terbesar diantara TOWR dan TBIG. Tapi secara dimensi masih kecil,” kata Maximilianus.
Namun, ia optimis dengan dukungan lebih dari 28.000 menara yang tersebar, IPO akan menjadi kesempatan Mitratel menggaet banyak penyewa menara.
“Dengan dukungan 28.000 menara yang tersebar dari Sabang hingga Merauko, ini akan menjadi tolak ukur baru, dan menjadi kesempatan bagi Mitratel untuk dapat mengundang lebih banyak lagi tenant,” tegas dia.
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Aktifkan Notifikasimu
Aktifkan