Paling Baru, Cerita Menko Luhut Pantau Mobilitas Warga Indonesia lewat Google dan Facebook

Paling Baru, Cerita Menko Luhut Pantau Mobilitas Warga Indonesia lewat Google dan Facebook

Setelah sempat mengalami lonjakan yang signifikan pada bulan Juli, kasus baru Covid-19 terbilang melandai pada November 2021 ini.

Terkait hal ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) sekaligus Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, Luhut Binsar Pandjaitan mengimbau agar masyarakat Indonesia tetap waspada.

Luhut juga meminta masyarakat untuk tidak menggampangkan kebijakan PPKM yang diterapkan oleh pemerintah. Sebab, peraturan ini dibuat dengan pendekatan ilmiah dengan parameter data dari Facebook hingga Google.

Cerita Menko Luhut Pantau Mobilitas Warga Indonesia lewat Google dan Facebook


"Jadi, jangan bapak/ibu pikir, kami memberlakukan (PPKM Darurat) kemarin pakai 'agak-agak', tidak. Semua scientific approach," kata Luhut saat berbicara di acara UMKM Toba Vaganza yang disiarkan secara daring di YouTube Otoritas Jasa Keuangan (OJK), baru-baru ini.

Luhut menceritakan, pemerintah menggunakan beberapa alat (tools) yang digunakan untuk memantau mobilitas masyarakat, baik ditingkat kecamatan hingga provinsi.

Adapun tools itu adalah Facebook Mobility, Google Traffic, dan Night Light dari NASA.

"Dari itu semua, kami punya data dan dapat membuat judgement (pertimbangan kebijakan)," kata Luhut.

Lihat Foto

Google Traffic

Tangkapan layar Laporan Mobilitas Masyarakat yang dihimpun Google, merinci pergerakan masyarakat di beberapa daerah di Indonesia.

Selanjutnya, data mobilitas masyarakat Indonesia itu dianalisis dan dibuat modelling untuk menekan pergerakan masyarakat, demi menghentikan penularan Covid-19.

"Dari situ kami tahu, titik mana yang harus kami intervensi. Sehingga saya dengan cepat dapat membuat proses pengambilan keputusan (misalnya memberlakukan PPKM Darurat Level 1-4)," kata Luhut.

Ia mengimbau agar masyarakat Indonesia tetap disiplin protokol kesehatan dan waspada, agar lonjakan kasus Covid-19 sesuai bulan Juli lalu tidak terulangi lagi.

"Sebab, kami terus terang, saya bersama tim menangani Covid-19 ini dengan sangat tidak mudah," pungkas Luhut.

Apa itu Google Traffic hingga Facebook Mobility

Lihat Foto

Facebook Data for Good

Tangkapan layar laman Data for Good dari Facebook yang menampilkan laporan terkait Covid-19 di beberapa negara, termasuk laporan mobilitas masyarakat.

Sejak pandemi, Google rajin memperbarui data mobilitas masyarakat di Indonesia melalui Google Traffic. Hasil data mobilitas masyarakat ini didapatkan dari data anonim dari pengguna yang menyalakan fitur "Location History" di perangkat Android miliknya.

Pengguna dapat mengakses grafik mobilitas ini dengan mengunjungi laman Google News Covid-19 melalui tautan berikut, lalu gulirkan layar ke paling bawah hingga ke bagian "mobility changes".

Dengan data ini, pengguna dapat melihat perbandingan pergerakan masyarakat di tempat-tempat umum, tempat kerja, pertokoan, hingga pemukiman saat sebelum adanya pandemi dan setelah adanya pandemi.

Lihat Foto

Earth Observatory NASA

Ilustrasi peta citra satelit atau cahaya malam dari NASA.

Sementara Facebook Mobility juga tak jauh berbeda dengan Google Traffic. Facebook meluncurkan situs ini untuk membantu pemerintah atau lembaga non-profit mencari data mobilitas masyarakat yang terdampak kebijakan Covid-19.

Data tersebut ditampilkan di laman Data for Good. Mobilisasi masyarakat dapat dilihat pada menu "Perubahan dalam Pergerakan" dan "Persentase Orang Tetap di Tempat".

Terakhir, Night Light dari NASA sendiri merupakan peta citra satelit Bumi atau yang lebih dikenal sebagai "cahaya malam".

Dengan peta ini, publik dapat melihat wilayah-wilayah yang rapat dengan gemerlap lampu, mengindikasikan kepadatan penduduk dan aktivitas masyarakat.

Wilayah lain yang masih belum padat penduduk hingga belum berpenghuni juga dapat dipantau dengan peta ini.Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Aktifkan Notifikasimu

Aktifkan


(KOM)(MLS)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel