Bagaimana Bisa? Berkah BUMN China: Jadi Pemasok Utama Rel Kereta Cepat JakartaBandung
Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung tengah jadi sorotan. Ini karena beberapa BUMN yang menggarap proyek tersebut kondisi keuangannya tengah mengap-mengap.
Sebagai rencana menyelamatkan proyek kerja sama Indonesia-China itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemudian meneken Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 93 Tahun 2021 yang merupakan perubahan atas Perpres Nomor 107 Tahun 2015, tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat Jakarta Bandung.
Dalam Pasal 4 Perpres Nomor 93 Tahun 2021, Jokowi mengizinkan penggunaan dana APBN untuk membiayai Kereta Cepat Jakarta Bandung. Padahal sebelumnya, Jokowi beberapa kali tegas berjanji untuk tidak menggunakan uang rakyat sepeser pun untuk mega proyek tersebut.
Hal lain yang jadi sorotan beberapa pihak adalah banyaknya produk juga tenaga kerja China di proyek tersebut. Salah satunya impor rel dan batalan Kereta Cepat Jakarta-Bandung dari China. Rel tersebut berdimensi 60 atau R.60.
Berkah BUMN China: Jadi Pemasok Utama Rel Kereta Cepat JakartaBandung
Rel Kereta Cepat Jakarta Bandung diimpor langsung dari China dan tiba secara bertahap di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sebagian lainnya, rel impor masuk melalui Pelabuhan Intan di Cilacap, Jawa Tengah.
Lihat Foto
dok. Agus Suparto
Presiden Joko Widodo meninjau lokasi proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang berada di Kelurahan Warungharja, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Selasa (18/5/2021).
Buatan China Railway Material
Dikutip dari People's Daily Online, Senin (11/10/2021), perusahan pembuat Kereta Cepat Jakarta Bandung adalah China Railway Material Co Ltd. People's Daily Online sendiri merupakan anak People’s Daily, surat kabar yang terafiliasi dengan Partai Komunis China (PKC).
China Railway Material Co Ltd yang merupakan BUMN RRC ini mengirimkan sekitar 8.000 ton rel R.60 yang memang dibuat untuk lintasan kereta berkecepatan tinggi.
Rel ini dikirimkan dari Pelabuhan Fangchenggang, Guangxi Zhuang, sebuah daerah otonomi khusus di Selatan China.
Pengiriman dilakukan sejak 28 November 2020. Rel-rel yang dipakai di China sejatinya memiliki panjang 100 meter, akan tetapi untuk menyesuaikan dengan teknologi kereta cepat yang dibangun di Indonesia serta memudahkan pengiriman, panjang rel dibuat masing-masing 50 meter.
"Kami mengekspor total 37.900 ton rel besi untuk mendukung pembangunaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Ini adalah ekspor perdana kami untuk produk rel berkecepatan tinggi dengan panjang 50 meter buatan China," kata Wang Hui, CEO China Railway Material Co Ltd.
"Selanjutnya, (ekspor rel) ini akan memperkuat kerja sama antara China dan negara-negara ASEAN terkait proyek perkeretaapian berkecepatan tinggi," kata Wang Hui lagi.
Ia bilang, agar rel dapat dipakai di Indonesia karena mengharuskan panjang relnya hanya 50 meter, perusahaan hingga perlu membangun fasilitas pemotongan khusus di Pelabuhan Fangchenggang untuk menjamin presisi panjang rel yang akan dikirim ke Indonesia.
Dalam foto pelepasan ekspor rel ke Indonesia yang dirilis People's Daily Online, seremoni ekspor tersebut cukup meriah yang dihadiri para pekerja dan jurnalis.
Sisa kemeriahan acara pelepasan ekspor tampak dari sisa-sisa taburan bunga di area Pelabuhan Fangchenggang saat kapal pengangkut yang akan membekali rel ke Indonesia bersandar.
Lihat Foto
KCIC
60 batang rel kereta cepat asal China dikirimkan ke Depo Kereta Cepat Tegalluar, masuk tahap pengelasan.
"Keberhasilan ekspor rel 50 meter merupakan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini dapat memberikan alternatif bagi negara-negara ASEAN yang ingin bekerja sama dengan China dalam pembangunan rel kereta api berkecepatan tinggi," ungkap Wang Hui.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung adalah kereta cepat pertama di Asia Tenggara dengan standar kecepatan hingga 350 km per jam.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan memangkas waktu dua kota tersebut hanya menjadi 40 menit dengan lintasan sepanjang 142,3 km, jauh lebih cepat dibandingkan dengan waktu tempuh kereta api reguler yang saat ini yakni 3 jam lebih.
Pengangkutan rel
Setelah tiba di Tanjung Priok, pengangkutan rel impor China itu dilakukan melalui jalan tol milik Jasa Marga.
Kendaraan pengangkut rel tersebut adalah kendaraan Multi-Axle Trailer 32 Axle yang dikawal oleh empat kendaraan lainnya, terdiri mobil storing, mobil kawalan dengan rotator, prime mover, dan mobil patwal.
Dikutip dari keterangan resmi Jasa Marga, setelah keluar dari Jakarta, truk angkutan tersebut melanjutkan perjalanan ke Jalan Tol JORR Seksi E3 & E2 (Rorotan s.d Cikunir), Jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan melintasi Simpang Susun Cikunir hingga menuju Jalan Tol Cipularang.
Setelah itu, kendaraan terus melanjutkan perjalanan menuju Jalan Tol Padaleunyi. Pengangkutan dilakukan di malam hari guna menghindari kemacetan.
Sementara untuk rel impor yang tiba melalui Pelabuhan Cilacap, rel diangkut dengan menggunakan kereta api menuju Rancaekek, Bandung.
Rel tersebut didatangkan dari China menuju Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap, lalu dimuat ke atas KLB dengan rangkaian 12 Gerbong Datar di Stasiun Cilacap Pelabuhan.
Lihat Foto
JASAMARGA METROPOLITAN TOLLROAD
Pekerjaan kereta cepat di SS Pasteur
KLB angkutan rel tersebut selanjutnya diberangkatkan dari Stasiun Cilacap menuju Stasiun Rancaekek dan akan dibongkar di Depo Tegalluar, Rancaekek, untuk didistribusikan ke jalur KCJB.
Biaya kereta cepat membengkak
Sebelumnya beberapa waktu lalu, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT KAI (Persero) Salusra Wijaya mengungkapkan kebutuhan investasi proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) membengkak atau mengalami cost overrun (kelebihan biaya) menjadi 8 miliar dollar AS atau setara Rp 114,24 triliun.
Menurut Salusra, estimasi tersebut turun dari perkiraan pembengkakan awal hingga 8,6 miliar dolar AS atau Rp 122,8 triliun hingga 11 miliar dollar AS atau Rp 156,8 triliun.
"Jadi perkiraan awalnya itu akan berkembang menjadi 8,6 miliar dollar AS yaitu waktu dibuat estimasinya pada November 2020 oleh konsultan PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) dan estimasi konsultan PSBI itu bahkan hingga antara 9,9 miliar dollar AS hingga 11 miliar dollar AS," kata Direktur Keuangan & Manajemen Risiko KAI Salusra Wijaya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR, 1 September 2021 lalu.
Salusra menjelaskan biaya awal pembangunan KCJB adalah 6,07 miliar dollar AS atau sekitar Rp 86,5 triliun. Dengan adanya perkiraan pembengkakan anggaran hingga 8 miliar dollar AS artinya terdapat kenaikan sekitar 1,9 miliar dollar AS atau setara Rp 27,09 triliun.
"Jadi ada kenaikan kira-kira 1,9 miliar dollar AS dengan komposisi yaitu Engineering, Procurement and Construction (EPC) dan Non-EPC 80 persen banding 20 persen," jelasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Aktifkan Notifikasimu
Aktifkan