Duh! Milenial, Persiapkan Hal Ini Sebelum Beli Rumah
Memiliki rumah pribadi tentunya merupakan impian dari banyak orang, termasuk kalangan milenial. Walau demikian, banyak yang menilai milenial menjadi kelompok yang sulit membeli rumah karena ada banyak penempatan biaya-biaya dalam mencukupi kebutuhan lain.
Berdasarkan catatan Bank Indonesia tahun 2019, debitur usia muda 26-35 tahun lebih mendominasi pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Di tengah gejolak perekonomian Indonesia yang dilanda pandemi Covid-19, investasi properti menjadi pilihan unggul karena nilai aset yang tetap meningkat dan risiko yang dapat dikatakan cukup rendah.
Head of Personal Lines and Product Development Allianz Utama Indonesia Alwin Jasim mengungkapkan, mempunyai hunian di tengah pandemi menjadi salah satu prioritas, ditambah lagi sebagai opsi menarik untuk investasi jangka panjang.
“Selain sebagai kebutuhan primer, rumah juga berperan sebagai aset. Selain itu, cicilan setiap bulannya memaksa kita untuk lebih berhemat, dan KPR merupakan utang produktif dengan potensi nilai aset yang dapat naik setiap tahunnya. Yang terpenting adalah tekad yang kuat, serta memiliki perencanaan untuk perlindungan properti dan penghuni yang sesuai,” ujar Alwin dalam siaran pers, Selasa (7/9/2021).
Milenial, Persiapkan Hal Ini Sebelum Beli Rumah
Di sisi lain, kondisi pandemi justru dapat dijadikan kesempatan untuk membeli rumah karena terdapat banyak kemudahan dan promosi yang ditawarkan.
Terlihat dari upaya pemerintah untuk mendorong sektor properti dengan memberikan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk properti berjenis rumah tapak dan rumah susun dengan batasan harga jual maksimal Rp 5 miliar.
Selain itu, Bank Indonesia juga telah menerbitkan kebijakan yang memungkinkan perbankan memberikan KPR dengan down payment (DP) atau uang muka 0 persen.
Alwin menambahkan, beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan untuk keputusan membeli rumah di antaranya keinginan untuk memiliki aset yang pasti selain gaji serta kemauan untuk berinvestasi.
Namun calon pembeli rumah perlu fokus mengumpulkan DP, misalnya dengan memasukkan tabungan DP rumah ke instrumen investasi sesuai reksadana atau saham, serta mencari penghasilan tambahan atau menyesuaikan gaya hidup.
Investor properti Anthony Sudarsono menjelaskan, jika tujuan membeli hunian adalah untuk berbisnis atau investasi, generasi milenial pun dapat menghasilkan keuntungan yang signifikan.
Dia bilang, bisnis properti dapat dilakukan sejak usia muda. Hal yang penting sudah memenuhi syarat untuk proses administrasi dan sejumlah pengetahuan tentang investasi atau berbisnis di sektor properti.
“Kalau sudah di atas 21 tahun berarti sudah dapat mengajukan kredit. Untuk mengajukan kredit yang dibutuhkan adalah cash flow dari bisnis yang dijalankan,” jelas Anthony.
Menurut Anthony, bisnis properti dapat dikatakan mudah asalkan strategi pemilihan tempat, mitra sesuai bank, hingga kontraktor sudah dikuasai. Jika memang belum memiliki modal uang, maka sebaiknya mempelajari proyeksi, perhitungan dan ilmu terkait penjualan dan bisnis properti.
“Dengan demikian, kita dapat melakukan pengajuan ke orang yang memiliki modal. Jika hal ini sudah dilakukan, maka pengalaman dan latar belakang yang baik sudah dimiliki, dan akan lebih mudah mengajukan pembiayaan ke bank untuk mengembangkan bisnis ke depan,” tambah dia.
Ketika properti sudah ditemukan, pembeli sebaiknya menyiapkan perlindungan yang cocok dari berbagai risiko yang tidak diinginkan.
Menurut Alwin, semakin bertambahnya perumahan di lingkungan perkotaan yang berupa hunian padat penduduk turut menghadirkan potensi musibah sesuai kebakaran dan pencurian yang menyebabkan risiko kehilangan atau kerusakan semakin mungkin terjadi.
“Ketika hunian sudah dimiliki, penting diingat risiko perlu diantisipasi, sehingga rumah sebagai aset dan tempat tinggal tetap terjaga. Asuransi yang tepat dapat memberi perlindungan komprehensif,” kata Alwin.
Aktifkan Notifikasimu
Aktifkan