Lagi Viral, Kisah Uus, Mantan Chef Hotel Jualan Surabi, Dagangannya Kini Sepi karena Pandemi
Mantan juru masak di sebuah Hotel kawasan Kota Bandung, Uus warga Desa / Kecamatan Cilimus, Kuningan Jawa Barat, kini banting stir dan memillih sebagai penjual panganan khas daerah surabi.
Saat ditemui disela waktu dagang di pinggir Jalan Lingkar Timur Kuningan, Uus mengungkapkan lebih nyaman hidup di kampung halaman.
Terlebih dalam aktivitas kesehariannya itu memiliki usaha tetap sebagai pedagang surabi.
"Kalau dagang surabi sudah sangat lama. Ya pas keluar kerja sebagai tukang masak di hotel daerah Bandung saja," kata Uus dalam perbincangannya, Jum'at (30/7/2021).
Kisah Uus, Mantan Chef Hotel Jualan Surabi, Dagangannya Kini Sepi karena Pandemi
Surabi buatan Uus lebih dikenal warga dengan sebutan surabi Mang Odoy.
"Iya nama itu saya mempel sejak gabung dan bekerja sebagai juru masak di hotel.
Jadi hingga sekarang dibawa terus dalam usaha jualan surabi sesuai sekarang," katanya.
Memilih usaha kuliner khas daerah, Mang Odoy mengemukakan semata demi memenuhi kebutuhan hidup dan untuk bahan serta pasar kuliner di Kuningan untuk panganan khas ini cepat dan banyak diburu konsumen.
"Iya, meski semua tahu dan dapat bikin surabi. Tapi saya tetap pilih jualan surabi dengan resep pribadi dan varian dalam membuat surabi tentu berbagai macam. Varian surabi bergam itu mengikuti jaman dan keinginan banyak konsumen," katanya.
Mengenai varian surabi, kata Mang Odoy menjelaskan tergantung pada pesanan.
Sebab menu varian surabi itu ada yang dicampur dengan telur, oreg tempe, ampas kecap dan menu lainnya.
"Kebetulan untuk varian kita sediakan yang pasti itu ada telur, oreg tempe, ampas kecap dan lainnya. Saya bikin untuk menu sebanarnya bagaimana pesanan saja. Dan untuk harga itu mulai dari Rp 2 ribu hingga Rp 5 ribu," kata Mang Odoy yang memiliki tiga anak ini.
Untuk jualan surabi, kata Mang Odoy, biasa berdagang pada waktu pagi dan sore hingga malam nanti.
"Dagang surabi waktu pagi itu dilakukan dirumah dan kalau sore hingga malam, ya pinggir jalan baru ini," katanya.
Menyinggung masa PPKM Darurat, Mang Odoy mengaku sangat prihatin dengan usahanya sebagai tukang surabi. Pasalnya, omset usaha mengalami penurunan sangat drastis.
"Usaha jualan sebelum PPKM mah biasa lima kilo lebih bahan baku, akan tetapi untuk sekarang mah. Ngabisin dua kilo adonan saja sangat gimana gitu," ujar Mang Odoy seraya menambahkan masa PPKM Darurat dapat makan saja sudah mendingan.
"Ya untuk sekarang - sekarang dapat makan anak istri saja sudah bahagia. Kemudian untuk kebutuhan anak sekolah, ya boleh dikatakan merintihlah," katanya.
Artikel ini tayang di TribunJabar.id dengan judul Mantan Juru Masak Hotel, Banting Stir Jadi Tukang Surabi, Usaha Kini Terdampak Pandemi Covid-19
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Siti Fatimah