Sedang Viral, Vaksinasi Digelar di Kawasan Wisata Religi Gua Tritis

Sedang Viral, Vaksinasi Digelar di Kawasan Wisata Religi Gua Tritis

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan vaksinasi di kawasan wisata religi Goa Maria Tritis, di Padukuhan Bulu, Kalurahan Giring, Kapanewon Paliyan.

Vaksinasi dilakukan mulai pukul 09.00 WIB. Lokasi vaksinasi dilakukan di tempat terbuka dengan tujuan masyarakat yang datang tidak berkerumun di satu titik.

Satu persatu warga baik usia remaja, dewasa serta lansia terlihat langsung menuju alat timbang badan dan tinggi badan. Kemudian mereka menuju loket pendaftaran, lalu dilanjutkan dengan loket pemeriksaan kesehatan sebelum menerima suntikan vaksin.

Vaksinasi Digelar di Kawasan Wisata Religi Gua Tritis


Pemerintah Kabupaten Gunungkidul bekerja sama dengan Rayon 3 Gunungkidul dari 3 paroki yakni Wonosari, Kelor, dan Bandung. Dinas kesehatan menyediakan 500 dosis vaksin untuk diberikan umat Katolik dan warga sekitar Goa Tritis.

Lihat Foto

KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO

Vaksinasi di Kawasan Wisata Religi Gua Maria Tritis

"Upaya percepatan vaksinasi dengan akan datangi masyarakat. Ini (Gua Maria Tritis) lokasi kawasan wisata religi, pelaku wisata harus memperoleh vaksin," ucap Bupati Gunungkidul Sunaryanta, Kamis (22/7/2021).

Vaksinasi ini juga untuk memberikan rasa aman bagi umat Katolik, dan juga masyarakat sekitar. Sebab, jika nantinya dibuka kembali akan banyak pengunjung dari luar daerah yang datang.

"Waktu normal di sini memang banyak umat Katolik datang dari luar daerah, jadi kita pastikan kesehatan masyarakat di sini," kata Sunaryanta.

Ketua DPRD Kabupaten Gunungkidul, Endah Subekti Kuntaringsih mengungkapkan, pihaknya terus mendorong kegiatan vaksinasi yang menyasar tempat sesuai di tempat wisata religi Goa Maria Tritis.

"Kami terus mendorong kegiatan vaksinasi ini berjalan dengan lancar dan tertib," kata Endah.

Kepala Paroki Santo Petrus Kanisius Romo Norbertus Sukarno Siwi Pr mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Gunungkidul yang telah memilih kawasan wisata religi Goa Maria Tritis menjadi lokasi vaksinasi.

Lihat Foto

KOMPAS.com/MARKUS YUWONO

Goa 'Maria Perantara Wahyu' Tritis, atau biasa dikenal Goa Maria Tritis yang terletak di Dusun Bulu, Desa Giring, Kecamatan Paliyan, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Minggu (2/9/2018).

Mengenai Goa Maria Tritis

Untuk masuk ke dalam goa, pengunjung yang melewati jalur biasa dapat berjalan kurang lebih 20 menit atau sekitar 500 meter untuk hingga di mulut goa. Selain itu, bagi peziarah yang ingin melakukan Jalan Salib harus berjalan memutari bukit karst dengan 14 pemberhentian. 

Selama perjalanan terdapat diorama kisah sengsara Yesus. Saat berjalan menuju goa, pengunjung akan menikmati keindahan alam khas gunungsewu yang terdiri dari perbukitan, dan kebun jati yang meranggas saat musim kemarau.

Selain itu, sambutan ramah para petani yang sedang mengolah tanah berbatu akan dijumpai jika pagi atau sore hari.

Sampai di mulut goa, akan tampak meja altar yang menghadap ke arah mulut goa. Patung Bunda Maria berada di sisi kanan agak ke dalam.

Sebuah kolam air yang biasa digunakan untuk mengambil air para peziarah terdapat di sisi kanan dari Patung Bunda Maria. Suasananya menenangkan karena kawasan goa jauh dari pemukiman warga.

Menurut catatan sejarah yang dapat dibaca saat kita mengunjungi Goa Tritis, awalnya Paroki Wonosari dipimpin oleh Rm Arcadius Donyawahjana Sj yang bertugas dari tahun 1963 hingga 1973.

Ia bersahabat dengan tokoh agama Budha bernama S. Hadisumarta. Keduanya sering datang ke Makam Ki Ageng Giring dan goa (saat itu belum diberi nama Goa Maria Tritis) untuk melakukan meditasi.

Jelang perayaan Natal tahun 1974, Pastor Proki R, Al. Hardjaasudarma SJ mendengar cerita seorang anak SD, yang menceritakan tentang keindahan goa, yang tak jauh dari ladang anak tersebut.

Setelah itu, akhirnya diketahui jika Rm Dibya sering datang bersama sahabatnya Hadisumarta ke goa ini.

Lalu timbul ide agar umat Katolik dapat berdoa di sana. Singkat cerita, tahun 1977, Goa Tritis resmi dibuka dan diberkati oleh Rm Siegfried Zagnweh SJ yang juga merupakan Pastor Paroki Wonosari. Selain itu juga dibuat patung Bunda Maria dari batu putih.

Nama "Tritis" diberikan karena adanya tetesan air dari atas melalui stalaktit yang ada. Tahun 1992, patung batu putih diganti lebih kecil yang terbuat dari semen.

Romo Paroki Wonosari Rm Sp Bambang Ponco Santosa SJ mengganti patung Bunda Maria menjadi berbahan batu hitam pada tahun 2011. Lalu diberkati oleh Mgr Yoh, Pujasumarta yang saat itu menjabat sebagai uskup Agung Semarang. Patung ini pun diberi nama "Maria Prantara Wahyu".

Aktifkan Notifikasimu

Aktifkan


(KOM)(MLS)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel